Spoiler for pic Sultoni:
Ketika Sultoni berusia 13 bulan, Rasito, ayahnya membawanya ke rumah sakit. Sultoni masih mampu berjalan sampai selang waktu yang cukup lama. Rasito berusaha untuk menyembuhkan anaknya dengan membawanya kembali ke rumah sakit yang sama, RS. Susilo, Slawi-Tegal. Menurut dokter anak yang memeriksa keadaannya, Sultoni mengalami gejala polio.
Tidak ada Akses Kesehatan bagi Orang Miskin Seperti Sultoni
Sertifikat yang menginformasikan mereka adalah keluarga miskin yang diterima oleh Rasito sudah cukup untuk membantu dia untuk mendapatkan bantuan kesehatan gratis, meskipun itu tidak sepenuhnya bebas, karena obat yang dibutuhkan oleh Sultoni tidak tersedia di rumah sakit dan mereka memaksa Rasito untuk membelinya di luar rumah sakit.
Tidak ada Akses Kesehatan bagi Orang Miskin Seperti Sultoni
Sertifikat yang menginformasikan mereka adalah keluarga miskin yang diterima oleh Rasito sudah cukup untuk membantu dia untuk mendapatkan bantuan kesehatan gratis, meskipun itu tidak sepenuhnya bebas, karena obat yang dibutuhkan oleh Sultoni tidak tersedia di rumah sakit dan mereka memaksa Rasito untuk membelinya di luar rumah sakit.
Spoiler for pic Sultoni:
Sultoni awalnya ditempatkan di kamar tidur di rumah. Namun karena keluarga tidak tahan bau kotoran, keluarga menaruh Sultoni di dapur, di mana biasanya digunakan ibunya untuk memasak. Sekarang dapur menjadi kamar tidurnya juga. Setiap upaya-upaya telah dilakukan, namun Sultoni masih belum bisa berjalan hingga saat ini.
Potret Keluarga Sultoni
Ayah Sultoni, Rasito adalah lulusan sekolah dasar yang hanya bisa bekerja sebagai kuli di pasar dengan penghasilan rendah sekitar Rp. 12.000 per hari. Rasito akhirnya hanya bisa pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan untuk hidupnya dan anak-anak menderita. Pada tahun 1989, Rasito berusaha mengubah nasibnya dengan beralih pekerjaan sebagai tukang becak. Bahkan untuk becak saja ia harus membeli dengan kredit.
Spoiler for pic Keluarga Sultoni:
Bantuan Untuk Sultoni
Rasito memiliki empat anak termasuk Sultoni, Sandi, Bowo & Luki. Setelah memiliki 4 anak, istrinya meninggal. Sandi, anak kedua, tidak memiliki pekerjaan tetap sampai sekarang dan ia hanya bekerja sebagai salah satu buruh bangunan.
Nasib Bowo lebih beruntung dari saudara-saudaranya. Dia sekarang kuliah di Trans Jaya dibiayai oleh perusahaan Teh Botol Sosro sebanyak 50%, sedangkan sisanya 50% dibiayai oleh orang tua yang harus mencari utang di mana-mana untuk ongkos sekolah anak-nya.
Luki, anak terakhir yang dipercayakan kepada adiknya yaitu bibi Jamilah sejak usia 8 bulan sampai sekarang. Saat Luki duduk di kelas 6 SD. Keluarga Sultoni adalah potret kehidupan keluarga dalam keadaan kemiskinan. Mereka tidak dapat mengakses layanan pendidikan, kesehatan, dan terisolasi dari dunia luar.Rasito memiliki empat anak termasuk Sultoni, Sandi, Bowo & Luki. Setelah memiliki 4 anak, istrinya meninggal. Sandi, anak kedua, tidak memiliki pekerjaan tetap sampai sekarang dan ia hanya bekerja sebagai salah satu buruh bangunan.
Nasib Bowo lebih beruntung dari saudara-saudaranya. Dia sekarang kuliah di Trans Jaya dibiayai oleh perusahaan Teh Botol Sosro sebanyak 50%, sedangkan sisanya 50% dibiayai oleh orang tua yang harus mencari utang di mana-mana untuk ongkos sekolah anak-nya.
Spoiler for pic Sultoni:
Quote:
Keluarga SULTONI dengan Alamat : RT. 10/RW II. Desa Dukuh Sembung, Kec. Pangkah, Kab. Tegal, Jawa Tengah, Indonesia |
Quote:
Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberi keselamatan dan kesembuhan bagi Sultoni. Amin . . |
Quote:
Untuk Thread yang satu ini, ane sama sekali tidak mengharapkan cendol. Ane hanya berharap kita sebagai manusia untuk berkenan saling tolong menolong satu dengan yang lainnya. Mungkin Sultoni adalah salah satu dari beberapa yang tertimpa musibah serupa. Dan ane lebih berharap lagi, pemerintah yang dalam hal ini dipimpin oleh SBY melihat isi thread ini dan meniliti lebih jauh apakah masih banyak kejadian seperti yang di alami Sultoni. Karena mereka juga berhak untuk mendapat perlindungan dan pelayanan dari negara